Figure 1 Linnaeusborg. Picture is taken from here

Groningen, 2017. Linnauesborg adalah nama salah satu gedung yang berada di Kampus Zernike. Gedung ini merupakan tempat bagi sebagian besar grup penelitian dalam bidang Life Science di Universitas Groningen. Awal tahun 2012, saya pertama kali datang dari Indonesia untuk melakukan penelitian program S2 di gedung ini. Saat hari pertama saya memulai aktivitas disana, saya baru mengetahui bahwa tidak ada ruangan khusus yang disediakan universitas untuk melaksanakan sholat. Sungguh berbeda dengan kondisi di Indonesia karena saya dapat dengan mudah menemukan musholla di kampus. Akhirnya saya mengikuti saran dari sesama mahasiswa Indonesia yang telah lebih dahulu berada disini. Mereka menyarankan saya untuk melaksanakan sholat di pojokan tangga emergency exit di lantai paling atas (lantai 9). Lokasi tersebut memang cukup sepi tetapi terkadang ada saja orang yang melewati tangga tersebut dan membuat aktivitas sholat menjadi kurang nyaman. Alternatif lainnya, saya mencoba sholat di salah satu ruangan gelap di laboratorium. Akan tetapi di dalam ruangan ini terdapat mikroskop dan fluorimeter sehingga sering kali digunakan oleh rekan saya untuk melakukan eksperimen.

Sekitar pertengahan 2013, saya memperoleh informasi bahwa ruangan P3K, yang sekaligus merangkap sebagai ruangan untuk memompa ASI, bisa digunakan untuk sholat. Ruangan ini berada di lantai basement gedung Linnaeusborg. Ruangan tersebut tidak dapat diakses bebas, untuk memasukinya saya harus meminjam kunci terlebih dahulu ke resepsionis. Mengingat multi fungsinya ruangan ini, banyak juga mahasiswa lain yang berkepentingan untuk memakai ruangan tersebut. Atas kesepakatan bersama, dibuatlah sistem reservation melalui google calendar untuk keperluan pemakaian ruangan setiap harinya.

Figure 2 Reservasi ruangan via Google Calendar

Figure 3 BHV/ Kolfkamer Linnaeusborg

Sampai akhirnya sekitar bulan Agustus 2016, pihak universitas (dalam hal ini resepsionis yang menyampaikan) melarang penggunakan ruangan tersebut untuk sholat. Saya pribadi tidak mengetahui alasan yang pasti atas larangan tersebut. Kemudian saya memberanikan diri menghadap pembimbing untuk mendiskusikan kebutuhan ruangan sholat dan menyampaikan hal sama kepada sekretaris departemen. Alhamdulillah, ternyata saya bertemu dengan orang yang tepat karena sekretaris departemen juga menjabat sebagai anggota Faculty Council. Jadi ketika saya menyampaikan maksud saya, Beliau sudah tahu masalah ini dan Beliau pun tahu bahwa makin banyak mahasiswa muslim yang bekerja di gedung Linnaeusborg. Sayangnya hingga saat itu belum ada keputusan yang jelas dari Faculty Board mengenai kebutuhan tempat ibadah ini. Sambil menunggu keputusan dari fakultas, Beliau membooking salah satu ruangan persis di sebelah ruangan Beliau untuk dijadikan tempat sholat sementara. Setiap hari ruangan tersebut dibuka dari pukul 13:00 hingga pukul 17:00.

Alhamdulillah, kabar bahagia datang di awal tahun 2017. Saya dan rekan saya diundang oleh sekretaris departemen dalam sebuah rapat bersama dengan dua orang pengelola gedung Linnaeusborg. Beliau berkata bahwa ruangan ibadah sementara secara resmi akan dijadikan reflection room. Sebagai muslim kami diijinkan untuk melaksanakan sholat di ruangan ini. Selain itu, pihak pengelola gedung juga menawarkan untuk menata ruangan agar terasa lebih nyaman untuk beribadah. Secara totalitas mereka memenuhi apa yang kami minta seperti mengubah settingan lampu ruangan, membuat pintu kaca yang sebelumnya transparan menjadi lebih blur, serta mengeluarkan barang-barang dari ruangan yang dianggap tidak perlu seperti screen TV. DeGromiest Groningen juga ikut membantu menyediakan beberapa mukena, sajadah dan mushaf Alqur’an.

Figure 4 Reflection room Linnaeusborg room number 5171.0702

Alhamdulillah! Semua ini tidak akan terjadi tanpa kehendak, kemudahan dan bantuan dari Alloh SWT.

Credit |Amalina Komarudin, PhD Student in Molecular Microbiology, University of Groningen|

Spread the love