Diary Ramadhan edisi 14 Ramadhan 1431H

Oleh: Ismail Fahmi

(Diterjemahkan dari The Mirror: Understanding Yourself, Bawa Muhaiyaddeen, 1981)

Murid:

Jika Tuhan adalah pencipta segala sesuatu, mengapa hanya ada sangat
sedikit manusia di planet ini yang sungguh-sungguh mencari kebenaran?

Guru:

Setiap orang yang diciptakan Tuhan adalah baik, anakku.
Semua yang diciptakan Tuhan adalah orang-orang baik.
Mereka semua orang baik.
Tuhan hanya menciptakan ruh yang fitrah.
Oleh karena itu,
Tuhan tidak menciptakan satu orang jahat sekali pun.
Pertanyaan yang seharusnya adalah:
Semua orang adalah baik;
apakah aku juga menjadi orang yang baik?
Itulah pertanyaannya.

Keburukan di dalam diri sendiri itulah
yang melihat keburukan di dalam diri orang lain.
Titik keburukan di dalam diri sendiri,
setan, perilaku setan itulah, yang akan melihat setan di dalam diri orang lain.
Jika kamu melihat di dalam cermin,
kamu akan melihat apa yang ada di dalam dirimu.

Tidak ada keburukan di dalam cermin.
Tidak ada setan di dalam cermin.
Kamu berpikir dia ada di dalam cermin, tetapi tidak.
Apa yang ada di dalam diri, itulah yang akan tampak di luar.
Segala sesuatu yang kamu lihat adalah segala yang ada di dalam dirimu.
Segala sesuatu yang kamu katakan adalah titik yang ada di dalam dirimu.
Segala sesuatu yang kamu khawatirkan di luar dirimu adalah yang
terjadi di dalam dirimu.

Oleh karena itu, segala sesuatu yang kamu lakukan
berasal dari apa yang ada di dalam dirimu.
Apa yang kamu nilai adalah apa yang ada di dalam dirimu.
Apa yang kamu anggap musuh adalah yang di dalam dirimu.
Apa yang kamu lawan adalah yang ada di dalam dirimu.
Karena yang ada di dalam dirimu itulah yang membuat dirimu melihat
segala perbedaan ini.

Jika kamu menjadi seorang yang baik,
maka setiap orang akan menjadi orang baik.
Jika kamu berpikir, “Akankah aku menjadi orang baik juga?”
dan jika kamu menjadi orang baik,
maka setiap orang akan menjadi baik.

Jika kamu menjadi orang baik,
semua yang hidup akan membungkuk kepadamu.
Semua makhluk akan menghormatimu.
Semua akan patuh padamu.
Matahari dan bulan akan sujud padamu.

Jika kamu tidak menjadi orang baik,
maka segala yang kamu lihat akan tampak seperti setan dan kejam.
Kamu akan melihat apa yang ada di dalam dirimu.
Semua akan tampak buruk dan jahat.

Ketika kamu menangkap ribuan spesies ikan di laut,
kamu menangkap mereka semua dengan sebuah jala.
Meskipun ada ribuan spesies ikan,
hanya akan ada satu jala.
Kamu lah yang kemudian memilah dan mengelompokkan mereka.
Mereka tidak terpilah di lautan.
Apakah mereka terpilah? Tidak.
Apakah jala memilah mereka?
Apakah air memilah mereka?
Mereka dulunya bersama-sama.
Kamu lah yang memilah mereka
ke dalam kelompok baik dan buruk.
Kamu memilah segala sesuatu ke dalam sifat baik dan buruk.
Ketika kamu memiliki pemahaman seperti air dan jala,
maka kamu akan melihat kesatuan, bukan pemilahan.
Semua ini karena dirimu sendiri yang terpisah-pisah,
sehingga kamu melihat pemilahan.

Seperti inilah sifat akal dan pikiranmu,
yang melakukan pemilahan.
Pikiranmu, akalmu, dan ide-idemu
yang melakukan pemilahan.

Air dan jala tidak melakukan pemilahan.
Mereka berkata, “Silahkan datang, silahkan pergi.”
Mereka bersama.
Mereka merangkul apapun yang datang kepada mereka.
Air mengumpulkan apapun yang datang kepadanya.

Seperti inilah, ketika kebenaran telah datang,
ia menerima semuanya.
Kebenaran bisa melihat segala sesuatu itu berguna.

Dengan kebersamaan, kasih sayang dan cinta,
ia menjadikan segala seuatu menjadi satu.
Kebenaran menerima semua kehidupan seperti miliknya sendiri.

Jika kamu juga bisa mencapai tingkatan ini,
kamu akan menerima semua kehidupan sebagai kehidupanmu sendiri.
Semua tubuh akan seperti tubuhmu sendiri.
Semua rasa lapar akan menjadi rasa laparmu.
Semua penderitaan akan menjadi penderitaanmu.
Kamu akan bisa menerima itu semua.

Kemudian, kamu akan paham apakah syetan itu.
(bersambung)

Spread the love