Saya ingin bisa menulis artikel, tapi belum tahu cara memulainya.

Pengen sih jadi penulis, tapi kalau nanti ditolak bagaimana? 

Artikel yang layak muat itu yang seperti apa ya?

Ungkapan di atas merupakan beberapa dari banyaknya curahan hati para calon penulis tentang bagaimana cara menulis artikel yang layak muat/publishable. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, pada Sabtu, 12 November 2016 lalu, de Groningen’s Indonesian Muslim Society atau yang lebih akrab dikenal dengan DeGromiest menghadirkan Bapak Tatang Muttaqien sebagai narasumber pada Pelatihan Menulis Artikel Populer. Pelatihan yang dihadiri oleh sedikitnya 25 orang peserta ini berlangsung dengan interaktif yang diselingi dengan contoh-contoh riil di lapangan. Pak Tatang yang telah lama berkecimpung di bidang jurnalistik ini memulai pelatihan dengan menekankan pentingnya motivasi dalam menulis; bahwa menulis bukan hanya untuk mencari uang tetapi yang lebih penting adalah passion dan kesungguhan.

Beliau memaparkan bahwa menulis dapat dimulai dengan jenis artikel yang ringan dan sederhana atau yang lebih dikenal dengan artikel feature. Sedikitnya terdapat 6 jenis artikel feature (Horoni, 1998):

  1. Artikel yang menggambarkan profil atau sosok seseorang atau institusi tertentu
  2. Sejarah yang menonjolkan sudut pandang terkini
  3. Catatan perjalanan atau petualangan ke berbagai tempat
  4. Peristiwa tertentu atau peringatan waktu-waktu khusus seperti hari kemerdekaan, hari Ibu dan sebagainya
  5. Human interest yang menyoroti pernak-pernik kehidupan
  6. Trend terkini dan gaya hidup

Oleh karena itu, Pak Tatang yang juga aktif bergelut sebagai researcher ini menekankan pentingnya meningkatkan daya tarik pembaca. Beliau menyebutkan bahwa seorang penulis harus memiliki beberapa keterampilan seperti kemampuan deskriptif untuk meramu beragam kata yang efektif, imaginatif untuk memukau pembaca, menyisipkan anekdot untuk menghibur pembaca, dan juga menyisipkan kutipan yang tepat (Arthur J. Horoni, 1998).

Selain artikel feature, terdapat pula jenis artikel opini. Pada jenis artikel ini, beliau menekankan untuk sedikit kontemplasi, karena terkait persinggungan antara gagasan dan argumen. Topik artikel opini biasanya bersifat umum, semisal politik, ekonomi, sosial, seni budaya, kesehatan, dan Iptek. Oleh karena itu, beliau menggaris bawahi bahwa “orisinalitas” patut diperhatikan dalam menulis artikel opini. Sekalipun termasuk ke dalam artikel non-ilmiah, namun pada artikel opini tetap diperlukan rujukan untuk mendukung tema yang akan dikupas. Kebaruan tema dan data pun bisa menjadi daya tawar, akan tetapi kebaruan sudut pandang tetap harus dipertimbangkan.

Nah, selanjutnya Pak Tatang yang aktif menulis di beberapa surat kabar dan majalah ternama di Indonesia ini mengungkapkan beberapa tips jitu dalam menulis artikel agar publishable:

  1. Penyajian yang singkat dan padat dengan paragraf yang tidak terlalu panjang
  2. Topik aktual yang dikupas dengan sudut pandang yang baru
  3. Penyajian yang populer sehinggga mudah dicerna oleh masyarakat umum
  4. Permasalahan yang dibedah dengan jelas
  5. Alur yang sistematis
  6. Argumen dan penjelasan yang solid
  7. Jumlah kutipan seperlunya
  8. Pembahasan yang objektif dan tidak tendensius
  9. Fokus pada subjek bahasan dan sebisa mungkin menghindari uraian yang cenderung pribadi
  10. Tone yang variatif dan tidak datar untuk menghindari kebosanan pembaca

Sudah mencoba menulis namun masih belum dimuat di koran? Berikut ini disajikan tips berikutnya:

  1. Bisa secara bertahap dilatih menulis melalui media sosial, seperti facebook, blog, dan media sosial lain yang akan memudahkan untuk menerima komentar/ Nah, respon tersebut bisa jadi alat ukur apakah artikel yang ditulis itu menarik dan mudah dipahami? Namun, akurasi perlu diperhatikan agar kredibilitas tetap terjaga
  2. Jika sudah cukup baik direspon di media sosial, bisa dilanjutkan menulis tulisan yang sederhana seperti Surat Pembaca di koran nasional, berlanjut ke regional, kemudian nasional. Dapat juga menulis surat pembaca atau menulis buku bersama-sama dengan penulis lain seperti “bunga rampai”.

Selain itu, warga Indonesia yang sedang menempuh studi di negeri lain memiliki peluang untuk menulis karena memiliki banyak ide-ide unik dan menarik untuk dibagi ! Banyak koran dan majalah yang menyediakan rubrik feature yang layak untuk dicoba.

Nah, sekarang sudah semakin mantap untuk menulis artikel populer kan?

“Sebagaimana belajar berenang, maka dalam menulis pun “nyemplunglah” alias mulailah menulis sekarang!” (Tatang Muttaqin)

Sofa D. A.

Galeri foto 

Spread the love