SUATU ketika seorang Kiai kedatangan tamu seorang Bupati. Sang Kiai dalam sambutannya mengatakan, “Kami sudah membangun beberapa kamar mandi dan saudara-saudaranya,” Hadirin pun bingung mendengarnya, termasuk pak Bupati.

Ternyata yang dimaksud sang Kiai selain kamar mandi juga telah dibangun WC. Karena di depan para tamu dan orang banyak, sang Kiai segan menyebut kata WC. Maka ia menghaluskan kata itu, karena dianggap kurang patut.

***

Aku suka sekali anekdot di atas, bikin aku ngakak malam itu. Rasanya nyambung pula dengan diskusi hanget pagi ini–untuk informasi anda, di milis deGromiest sedang ada diskusi tentang bagaimana kegiatan deGromiest diusulkan hingga di realisasikan. Sebagai moderator, saya–biar agak serius, kata ganti ‘aku’ diubah–ingin mengajak hadirin-hadirot menyambut niatan-niatan baik yang terlontar sejak Ketua Trinitas Plus mengumumkan GBHN pada hari sabtu lalu. Saya coba sarikan biar fokus–spt Mas Amal bilang.

Intinya, ketua mempersilahkan anggota untuk menjadikan paguyuban deGromiest ini sebagai tempat berkegiatan bersama, dan dipersilahkan untuk mengajukan usulan kegiatan. Secara resmi, paguyuban akan menjaga agar kegiatan rutin tetap jalan spt: pengajian bulanan, sabtu, dan olah raga. Di luar itu, sifatnya insidentil, dan menunggu masukan dari anggota. Jika ada masukan, nanti Trinitas Plus akan mengkoordinir dan membantu realisasi di lapangan–kalau kesimpulan wakil moderator yang lebih hina dina ini (“hina dina” udah dipake sama moderator ulung, jadi wakilnya cuma bisa nama “lebih” di depannya) tidak pas, mohon dikoreksi oleh Aa Wangsa.

Berhubung tidak ada waktu tersisa untuk konferensi pers, maka pertanyaan dari wartawan dan rakjat dilanjutkan lewat milis.

Pertanyaan pertama muncul dari Saudari Agnes yang manis–sebagai moderator musti memuji setiap peserta kan? Ibu dua anak ini menanyakan kebijakan baru yang sifatnya bottom up. Dengan gaya bahasa “eufimisme”– sebagian kalangan sastrawan menganggap eufemisme merupakan suatu gaya sastra kelas atas–Sdri Agnes berargumen bahwa mengingat banyak potensi yang bisa dikembangkan dari rakjat, diharapkan tetap ada pemikiran strategis dari jajaran Trinintas Plus untuk ‘menggerakkan’ potensi tersebut. Jika bottom up, dikhawatirkan rakjat yang sudah sibuk dengan periuk nasi masing-masing tidak sempat berpikir lebih dari sekedar 3 kegiatan rutin tersebut.

Aa Wangsa menyampaikan keadaan tidak fair jika hanya sebagian anggota saja yang sibuk sementara yang lain hanya pengunjung saja. Disampaikan juga analisa team pembisik bahwa “ini kendala utama kenapa ngga ada yang mau jadi pengurus”. Kiranya ini mendasari GBHN sehingga menjadi sangat ramping, dan kegiatan benar-benar ditambahkan jika ada usulan dari anggota.

“Eufimisme” Sdri Agnes ini ternyata mendapat tanggapan menarik dari Pakar Filosofi dan Bahasa Ikhlasul Amal. Dengan berusaha secara kocak, pakar kita ini memberi komentar atas beberapa pemikiran yang melandasi eufimisme tersebut. Sebagai moderator, saya melihat topik ini menarik untuk dibahas di kesempatan lain: “Eufimisme dalam bahasa Email”. Sebagian kalangan sastrawan seringkali menggunakan gaya eufemisme dalam berkarya. Untuk mengemukakan pendapat atau mengkritik, mereka memakai simbol-simbol atau kata-kata tertentu. Bagi mereka, eufemisme juga merupakan suatu kesantunan bahasa. Bagaimana Mbak Agnes (yang artikelnya menjadi langganan PR) dan Mas Amal (yang tulisannya sudah bertebaran di ratusan dan mungkin ribuan halaman web)? Setuju?

Sentilan Sdri Agnes, rangkaian jawaban dari ketua Trinitas Plus, dan berbagai analisa filosofis Mas Amal ini kiranya membuahkan hasil. Calon doktor di bidang Farmasi, Heni Rachmawati, langsung mengajukan usul untuk membantuk TPA (bukan TPA Leuwi Gajah kan?) di Groningen. Dan tak tanggung-tanggung, beliau menyediakan tempat Condordiastraat sebagai markas TPA. Calon doktor di bidang yang sama, Uda Fahmi, langsung mengamini usulan ini.

Gudang pengusul sekaligus kompor olah raga, Mbak Heni, juga mengajukan gagasan lain yang asoii: jalan-jalan ke Disneyland. Untuk gagasan yang satu ini, Wita Sondari langsung mendukung pula. Dan dengan sigap, ketua Trinitas Plus siap mengkoordinir. Pembicaraan pertama menanggapi usulan ini akan diadakan pas ngaji Sabtu.

***

Begitu sari singkat dari diskusi yang berlangsung. Hayo.. Moderator Oeloeng Teguh.. udah balik dari Super deBoer?

Silahkan.silahkan dilanjutkan diskusi menarik ini, wahai rakjat-rakjat deGromiest..

Spread the love