Jezus is Een Profeet

Safira, anak perempuan bungsu saya, sepulang dari sekolah sehari sebelum libur Hari Paskah (passendaag) bercerita, “Pak, tadi aku di sekolah melihat God di tv.” Wah, ini menarik, karena di Sekolah Dasar Negeri di Belanda tidak ada pelajaran agama. Dugaan saya ini acara tambahan menonton televisi tentang agama. Ehm, “melihat” Tuhan? Seperti apa kira-kira…

Saya tanya Safira, “Seperti apa God yang dilihat itu, Dik?” Dia seperti heran dengan pertanyaan ini, jadi tidak langsung dijawab. Sebelum itu, si kakak, Rayhan, memberi penjelasan, “Bapak tahu kan, God itu apa? Allah, kan?” Mereka memang belum tahu kata “Tuhan”, karena dikenalkan nama “Allah” terlebih dulu, dan setelah itu mendapat kata “God” dari buku dan dari mendengar di sekolah.

Saya ganti pertanyaan untuk Safira, “Siapa nama God yang dilihat di tv, Dik?” Safira mengingat-ingat sebentar, “Jess, Jesen…. mmm” Langsung saya yakinkan, “Oooh… Jezus, ya?” (bacaan untuk “u” memang dekat dengan “eu”). Ah, benar! Safira langsung menjelaskan dengan lancar bahwa beberapa temannya mengacungkan tangan pada saat ibu guru bertanya, “Wie gelofte van Jezus?” (Siapa yang “beriman” [akan] Yesus?)

“Jezus itu siapa, pak?” Seperti biasa, sebelum berlanjut pada tanya-jawab yang lebih kompleks, saya jelaskan bagian yang sederhana terlebih dulu, “Jezus is een profeet (seorang nabi).” Tentu saja segera disusul dengan pertanyaan, “Apa profeet itu?” Karena mereka akan sulit menerima terjemahan “nabi”, jadi saya jelaskan dengan contoh: seperti Muhammad, jadi orang yang diberi tahu oleh Allah, misalnya tentang sholat, puasa.

Safira menegaskan, “Jadi bapak geloft juga ke Jezus?” Karena tampaknya konteks pertanyaan dia dikaitkan dengan teman-temannya yang mengacungkan tangan, saya lebih baik menjelaskan lebih panjang dan bertahap, “Begini Dik, Bapak geloft van Jezus tapi bukan God seperti yang dilihat di tv. atau seperti teman-teman di sekolah. Bagi Bapak, Jezus itu profeet, orang, seperti kita.” Rayhan ikut menimpali, “Itu yang tahu sholat, ya Pak?” Iya, “Profeet itu diberi tahu oleh Allah misalnya tentang cara sholat dan kemudian orang Islam mengikuti dari dia.”

Seperti biasa, Safira merasa perbedaan tersebut membuatnya heran: mengapa begitu? Karena memang berbeda, Dik. Kita kan orang Islam; God adalah Allah, sedangkan Jezus itu adalah profeet.

Agaknya inilah “telur paskah” yang saya peroleh tahun ini: diskusi persoalan keagamaan dengan anak-anak, dengan bahasa sederhana namun berisi makna akan keyakinan. Tentu saja, sebagian istilah dan konsep tersebut masih baru bagi mereka. Namun biarlah mereka menyimpannya dulu dan akan mendapatkannya sedikit demi sedikit sambil menapak ilmu nantinya.

Yang saya usahakan adalah: mereka menyadari adanya perbedaan tersebut dengan sikap awal memahami keadaan masing-masing.

Spread the love

Recent Posts

Merayakan 17 Agustus di Groningen bersama DeGromiest

Bulan Agustus selalu membawa semangat yang khas bagi setiap warga negara Indonesia. Tidak hanya di…

3 months ago

Tadarus Keliling Edisi Spesial Bersama Ustadz Hartanto Saryono, Lc

#Latepost Sangat penting untuk menjaga semangat iman dan takwa pasca Ramadan dan Idul Fitri 2024…

3 months ago

Science Room – Zondag met Papa (Pengajian Anak DeGromiest )

30 Juni 2024. Serunya menghabiskan hari Minggu bersama Ayah! Di kegiatan Pengajian Anak DeGromiest kali…

5 months ago

Idul Adha 1445 H/ 2024 M

Alhamdulillah DeGromiest mengadakan salat Idul Adha dan silaturahmi pada tanggal 16 Juni 2024, pukul 07.00-11.00,…

5 months ago

DeGromiest Bercerita #15. Rasulullah yang diludahi orang yahudi (Lazuardi Ismail Firdaus)

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Marhaban Yaa Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan.. tim DeGromiest mengadakan program "DeGromiest…

4 years ago