Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bulan Rajab dan Sya’ban tahun ini menjadi cukup berbeda. Detak jantung dunia seakan berhenti sesaat. Hiruk pikuk pasar, halte halte bus, kemacetan kota, kesibukan di gedung gedung kantor, keriuh rendahan tawa anak di sekolah, seakan semuanya terhenti.

Tak terkecuali dengan rumah Allah. Masjid masjid kosong, jamaah solat ditiadakan, kelas mengaji hari minggu diliburkan, kelas-kelas tahsin bertransformasi menjadi mengaji daring, diskusi hadist bersama para asatidz dilakukan didepan komputer. Silaturahmi mingguan juga libur..Anak anak sedih karena tidak bisa bertemu teman se-iqra nya dalam berminggu minggu. Apalagi anak kosan perantau di negeri orang, tambahan gizi di akhir minggu cuma tinggal harapan. Tinggal menunggu uluran tangan tetangga yang kadang ingat kalau ada teman yang belum makan. Yang lebih aneh ketika bertemu saudara seiman di jalan, alih-alih bertegur sapa, malah saling menjauh. Syukur kalau bisa mengobrol sejenak dengan jarak 1.5 meter dengan suara aneh, karena berbicara dibalik masker. Berjabat tangan apalagi saling menempelkan pipi, cuma tinggal harapan. Bahkan sekarang menjadi larangan.

Dingin musim dingin yang tak pernah datang seakan kembali ditengah panasnya musim semi.

“Ya Allah, setidaknya angkatlah semua kegetiran ini sebelum ramadhan sehingga hangatnya bulan mulia ini tetap sama..” doa dan harapan kami.

Takdir Allah berkata lain.

Hampir diseluruh bumi Allah, nampaknya wabah ini hampir tidak mungkin sudah berakhir tepat sebelum adzan maghrib hari ini. Yang berarti kemungkinan besar Ramadhan tahun ini kondisi tak akan jauh berbeda dengan Bulan Syaban, yang berarti : tak ada ta’jil di masjid, tak ada berlelah lelah tarawih bersama di masjid, tak ada i’tikaf, tak ada khataman bersama, tak ada ngabuburit sambil menunggu bedug, sulit rasanya membayangkan bagaimana bisa melewati Ramadhan seperti ini.

Namun.. nampaknya Allah sedang benar benar menguji hambanya, siapa yang paling bertakwa. Beramal soleh tanpa dilihat orang, menjauhi larangan juga sendiri.. Iya memang itu hakikatnya Toch?

inilah saatnya kesungguhan diuji dan kemantapan hati diperlukan. Pada akhirnya kita akan kembali pada sang pencipta sendiri-sendiri, mempertanggung jawabkan apa yang diperbuat dan bersaksi tanpa bantuan siapa siapa.

Selamat berkarya di Ramadhan tahun ini. Semoga Allah membalas ikhtiar sahabat sahabat semua dengan hadiah Taqwa di akhirnya.

Marhaban Yaa Ramadhan.

#ramadhanbersamadegromiest #ramadhanberkarya #ramadhandirumahaja #ramadhanfromhome

PS : Kami dari segenap pengurus degromiest mengucapkan mohon maaf lahir dan batin untuk semua. Semoga Allah menerima amal ibadah kita nanti di Bulan Ramadhan. Amiin.

Spread the love
pengurus

Recent Posts

DeGromiest Bercerita #15. Rasulullah yang diludahi orang yahudi (Lazuardi Ismail Firdaus)

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Marhaban Yaa Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan.. tim DeGromiest mengadakan program "DeGromiest…

3 years ago

DeGromiest Bercerita #14. Rasulullah sebagai penengah (Azka Mujiburohman)

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Marhaban Yaa Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan..Untuk menyemarakan bulan suci Ramadhan, Insya…

3 years ago

DeGromiest Bercerita #13. Rasulullah SAW Sang Penyayang Anak-anak (Monika Oktora)

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Marhaban Yaa Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan..Untuk menyemarakan bulan suci Ramadhan, Insya…

3 years ago

DeGromiest Bercerita #12. Rasullullah Penyayang Binatang (Runa)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Program "DeGromiest Ramadan Bercerita" kali ini spesial dibawakan oleh salah satu adik…

3 years ago

DeGromiest Bercerita #11. Rasulullah & Pola Makan (Zaid Ramdhan Anshari)

Bismillahirrahmaanirrahiim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Marhaban Yaa Ramadhan.. Marhaban Yaa Ramadhan..Untuk menyemarakan bulan suci Ramadhan, Insya…

3 years ago