Groningen, Miming Mihardja

Kawans, saya ingin cerita sedikit fenomena tragedy of the common dalam perikehidupan berbangsa. Ini adalah suatu fenomena dimana kepentingan komunitas sering terabaikan karena umumnya tidak ada individu anggota komunitas yang merasa harus berkorban. Jika individu berkorban, maka benefit akan dinikmati secara kolektif oleh seluruh anggota komunitas, namun tiada keuntungan spesifik yang dinikmati oleh individu yang berkorban sebagai kompensasi atas pengorbanannya.

Ini menimbulkan pertanyaan manusiawi pada setiap individu: why should I? why not somebody else? Dari sudut masing-masing individu, tidak ada yang bisa dipersalahkan kalau tidak mau berkorban, namun faktanya tetap seseorang harus berkorban untuk mencegah agar kerugian komunitas tidak terjadi.

Contoh dalam pembangunan kota: Kota perlu udara bersih. Ini bisa diupayakan jika orang yang memiliki mobil pribadi berkorban untuk menggunakan angkutan umum sehingga total emisi polutan bisa direduksi. Namun, di tengah situasi dimana orang lain tetap menggunakan mobil pribadi maka semua individu akan berpikir: why should I quit my car? why not somebody else? Efek agregat dari situasi ini adalah tragedy of the common dalam bentuk udara kota yang pengap. Contoh pemilihan ketua RT bisa menjelaskan lebih lanjut.

Perkehidupan bangsa kita dipenuhi oleh persoalan yang terkait dengan fenomena ini. Kita perlu bercermin pada semangat Jenderal Sudirman dalam hal ini, beliau tampil sebagai individu yang berkorban untuk kepentingan bersama. Balasannya adalah kemuliaan karena semangat beliau senantiasa menjadi inspirasi di tengah kekeringan jiwa bangsa kita saat ini.

Selamat hari pahlawan…..! Viva pemimpin dG berikutnya.
Salam,
Miming.

Spread the love