Ismail Fahmi
Tahun ini ada riset yang menarik seputar pengamatan aktifitas dan penyebaran virus influenza. Laporan itu datang dari Google.org, dimana tim teknologi informasinya, setelah berkonsultasi dengan para pakar kesehatan, memutuskan untuk mengolah data “search query” dari US untuk melihat trend penyebaran influenza (11/11/2008). Jumlah atau frekuensi kata kunci seputar flu dan influenza dihitung setiap minggu. Hasilnya dibandingkan dengan hasil survey CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Ternyata ada korelasi yang kuat antara frekuensi kata kunci tersebut dengan jumlah orang yang mengalami gejala seperti flu. Di dalam blognya, tim dari Google.org melaporkan:
“Our team found that certain aggregated search queries tend to be very common during flu season each year. We compared these aggregated queries against data provided by the U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC), and we found that there’s a very close relationship between the frequency of these search queries and the number of people who are experiencing flu-like symptoms each week. As a result, if we tally each day’s flu-related search queries, we can estimate how many people have a flu-like illness.”
Ada dua hal yang menarik dari penelitian mereka. Pertama, dari perbandingan antara frekuensi kata kunci dan jumlah orang yang terkena gejalan flu di atas, mereka bisa memperkirakan berapa jumlah orang yang terjangkit penyakit mirip flu. Kedua, jika dibandingkan dengan periode CDC yang butuh 1-2 minggu untuk mengumpulkan dan melaporkan penyebaran influenza, informasi dari Google bisa didapat jauh lebih cepat. Artinya, sistem Google Flu Trends ini bisa dijadikan sebagai early warning system.
Apa manfaatnya buat saya yang lagi kena flu ini? Setidaknya saya merasa: I am not alone.
Ingin mendeteksi penyebaran influenza di US? Klik ini: http://www.google.org/flutrends/
Belanda
Bulan November menandai musim gugur di Belanda. Pepohonan menampakkan wajah tercantiknya dengan warna-warni dedaunan. Hijau, kuning, oranye, bahkan merah! Mereka membuat hati ini menjadi hangat tatkala mata ini menyapu pandang.
Namun, di balik indahnya musim gugur ini, ada sesuatu yang patut diwaspadai: cuaca. Kadang sinar matahari menyelimuti pagi yang cerah, namun tak jarang angin, mendung, dan hujan mengiringi hari-hari secara rutin. Perubahan suhu di musim ini, dari hangat menjadi dingin, membuat tubuh harus menyesuaikan diri. Akibatnya, tak sedikit tubuh-tubuh yang lemah terinfeksi oleh virus flu. Merupakan pemandangan yang wajar jika akhirnya kita sering melihat orang bersin dan batuk di musim ini.
Ketika aktivitas influenza di Eropa tahun ini turun, ternyata di Belanda dan beberapa negara lain seperti UK dan Irlandia cenderung meningkat. Walau demikian hal ini adalah fenomena normal.