Diary Ramadhan edisi 6 Ramadhan 1432H
Oleh : Ismail Fahmi
Ini hari Jum’at siang. Sebentar lagi saya akan jum’atan di sebuah masjid Turki di dekat kantor, masih di area Amsterdam Centraal. Sambil menunggu waktu berangkat, iseng-iseng saya buka situs Google Trends (http://www.google.com/trends).
Saya ingin mengetahui bagaimana pengguna Internet di Indonesia ‘menahan hawa nafsu’ ketika berpuasa di bulan Ramadhan, dan apakah mereka masih bisa menahannya setelah Ramadhan lewat atau malah mengumbarnya ibarat orang minum setelah kehausan? Untuk mendapatkan data ini, saya bandingkan volume pencarian untuk dua kata kunci berikut.
Eksperimen
Kata kunci pertama adalah ‘puasa’. Biasanya di bulan puasa banyak pengguna yang mencari informasi seputar puasa, sehingga saya bisa gunakan waktu pencarian ini untuk menandai bahwa sepanjang waktu itu adalah bulan puasa.
Kata kunci kedua adalah ‘porn’. Saya pilih kata kunci ini sebagai representasi kata kunci-kata kunci yang menggambarkan adanya dorongan hawa nafsu di dalam diri pengguna Internet dari Indonesia. Saya juga bisa menggunakan kata kunci lain yang serupa, seperti ‘porno’, ‘telanjang’, dan you-know-what-i-mean lainnya.
Ok, sekarang waktunya bereksperimen. Di halaman Google Trends saya ketik kedua kata kunci tersebut (dipisahkan oleh koma): puasa, porn. Lalu saya tekan tombol ‘enter’. Setelah mendapatkan hasil trend pencarian oleh pengguna di seluruh dunia untuk kedua kata kunci ini, saya persempit negara asal penggunanya: Indonesia. Walaa, saya dapatkan grafik trend yang menarik.
URL:Â https://lh6.googleusercontent.com/-d2nCEH65J1Q/TjvP4hRTFHI/AAAAAAAAAeY/tcFu9a63lyE/gtrends-puasa.png
Grafik berwarna biru menggambarkan volume pencarian untuk ‘puasa’, dan warna merah untuk ‘porn’. Dari gambar diatas tampak jelas bahwa pencarian untuk kata kunci ‘puasa’ paling banyak dilakukan pada bulan-bulan tertentu di setiap tahun, dan itu adalah bulan Ramadhan. Sedangkan pencarian untuk kata kunci ‘porn’ dilakukan sepanjang waktu dalam setahun.
Berhasil menahan hawa nafsu?
Ada yang menarik dari gambar di atas. Ketika volume pencarian ‘puasa’ meningkat tajam, yang menggambarkan bahwa periode tersebut adalah periode bulan Ramadhan, ternyata volume pencarian ‘porn’ turun cukup drastis. Fenomena ini berlaku tidak hanya dalam satu waktu saja, tetapi di setiap tahun.
Apa yang bisa kita simpulkan? Ternyata ada korelasi yang kuat antara bulan puasa dengan volume pencarian ‘porn’. Selama bulan puasa, sebagian pengguna Internet dari Indonesia yang terbiasa mencari material pornografi telah berusaha untuk menahan diri, menahan hawa nafsunya, dengan tidak mencari material tersebut. Kemungkinan mereka benar-benar tidak ingin puasanya batal karena melihat material yang bisa membangkitkan hawa nafsunya.
Serasa melepaskan dahaga?
Namun, kalau kita perhatikan grafik berwarna merah setelah bulan Ramadhan lewat, yang digambarkan dengan volume pencarian ‘puasa’ yang telah mendekati nol, ternyata grafik merah tersebut mengalami ‘spike’ atau peningkatan yang sangat-sangat tajam, lebih tinggi dari yang paling tinggi sebelum puasa Ramadhan sekalipun. Para pengguna Internet di Indonesia yang sebelumnya sudah menahan diri untuk tidak mengakses material yang bisa membangkitkan hawa nafsu, ternyata seperti orang yang sedang melepas dahaga di sebuah oase setelah lama kehausan dalam perjalanan panjangnya.
Dan di bulan-bulan berikutnya, pencarian ‘porn’ naik dan turun seperti biasa sebelum bulan puasa. Puasa seolah hanya berhasil membuat pengakses dari Indonesia tersebut untuk menahan diri ketika bulan puasa saja. Sesudahnya, seperti tak berbekas.
Begitu jugakah puasa kita?
Kita mungkin bukan di antara mereka yang tergambar dalam grafik merah di atas, mungkin juga iya, wallahu ‘alam. Namun, yang menjadi bahan perenungan penting adalah, akankah puasa kita sebatas pada lapar dan dahaga saja? Akankah hanya itu yang kita dapatkan?
Sudah banyak sekali kita dengar, pelajari, dan pahami bahwa puasa itu untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Akah akhirnya grafik pengendalian diri kita seperti diperlihatkan oleh Google Trends di atas?